"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan; 'Kami telah beriman,' sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Surah Al-Ankabut ayat 2-3).

An-Nur 26

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh ...mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (syurga).

♥ AHLAN WASAHLAN

~Ukhuwwah yang dibina antara kita biarlah seperti seutas tasbih.. Ada awal, tetapi tiada penghujungnya. Dicipta untuk mengingatiNYA, dibahagi untuk cintaNYA, diratib demi redhaNYA~

“Laa islaama illaa bi jama’ah walaa jamaa’ata illa bi imaarah walaa imaarah illaa bilba’iah walaa bai’ah illa bithaa’ah.” “Tiada Islam kecuali dengan berjama’ah, tiada jama’ah kecuali denganAmir, tiada Amir kecuali dengan bai’at, tiada bai’at kecuali dengan taat.”

Saturday, August 28, 2010

Lawak Jenaka

Hadis:" Keaiban orang bukan modal berlawak "

RASULULLAH bersabda maksudnya : "Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celakalah!"

Hadis di atas mengingatkan umat Islam mengenai tata susila dan ketertiban ketika berbicara. Kita diingatkan tidak berbicara dengan mengarang cerita dusta untuk dijadikan bahan ketawa.

Contohnya, perbuatan seperti melawak, berjenaka atau bergurau senda memang boleh membuatkan seseorang itu ketawa. Ia dapat menggembirakan atau menggelikan hati orang lain. 

Membuatkan orang lain senang hati termasuk dalam amal kebajikan. Rasulullah juga selalu berjenaka dengan ahli keluarga dan sahabat Baginda. 

Bergurau mempunyai adab tertentu yang telah digariskan oleh Islam seperti:
• Tidak menjadikan aspek agama sebagai bahan jenaka seperti mempersendakan sunnah Rasulullah.
• Gurauan itu bukan cacian atau cemuhan seperti memperlekehkan orang lain dengan menyebut kekurangannya. 
• Gurauan itu bukan ghibah (mengumpat) seperti memburukkan seseorang dengan niat hendak merendah-rendahkannya. 
• Tidak menjadikan jenaka dan gurauan itu sebagai kebiasaan.
• Isi jenaka adalah benar dan tidak dibuat-buat.
• Bersesuaian dengan masa, tempat dan orangnya kerana adalah tidak manis bergurau pada waktu seseorang berada dalam kesedihan dan sebagainya.
• Menjauhi jenaka yang membuatkan orang lain ketawa secara berlebihan (ketawa terbahak-bahak) kerana banyak ketawa akan memadamkan cahaya hati. 
• Sesungguhnya Rasulullah apabila ketawa baginda hanya menampakkan barisan gigi hadapannya, bukan ketawa yang berdekah-dekah, mengilai-ngilai atau terkekeh-kekeh.

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...